Gunung Raung

Gunung Raung 3.334 mdpl Kalibaru, Banyuwangi - Jawa Timur

Gunung Semeru

Gunung Semeru 3.708 mdpl Lumajang - Jawa Timur

Gunung Sindoro

Gunung Sindoro 3.153 mdpl Kledung, Temanggung - Jawa Tengah

Gunung Sumbing

Gunung Sumbing 3.371 mdpl Garung, Temanggung - Jawa Tengah

Gunung Kerinci

Gunung Kerinci 3.805 mdpl Kayu Aro, Kerinci - Jambi

Wednesday, September 4, 2019

Solo Riding Kuantan Singingi Riau ke Gunung Kerinci

Pagi itu selepas sholat subuh kupacu sepeda motorku dari rumah menuju Gunung Kerinci yang berjarak kurang lebih 387 KM. Pada saat itu tepatnya Hari Raya ke - 2 Idul Fitri Tanggal 16 Juni 2018, Aku berangkat dari Kuantan Singingi dengan rute perjalanan melewati Kiliran Jao, Sijunjung, Sawahlunto, Solok, Alahan Panjang, Muara Labuh, Padang Aro, Kersik Tuo.
Perbatasan Riau - Sumatera Barat
Pukul 08.49 WIB saya tiba di Kab. Sijunjung dan perjalanan saya lanjutkan menuju Sawahlunto, setibanya disana beristirahat sejenak dan berfoto mengabadikan momment di tempat yang menjadi icon daerah tersebut.
Icon Wisata Sawahlunto
Selanjutnya tiba di kota Solok pada pukul 09.53 WIB dan di lanjutkan menuju ke Alahan Panjang, pukul 11.45 WIB bersitirahat siang di danau Atas sambil menunaikan Sholat Dzuhur.
Tiba di Kota Solok

Danau Atas Alahan Panjang

Setelah selesai menunaikan sholat, perjalanan kembali di lanjutkan pada pukul 13.00 WIB menuju ke Muara Labuh. Di perjalanan di guyur hujan yang cukup lama hingga menuju ke Padang Aro pada pukul 16.12 WIB.
Simpang Padang Aro menuju Letter W
Saya bergegas memacu kendaraan karena akan melintasi kawasan yang disebut Letter W. Daerahnya berupa jalan yang berkelok kelok dengan tanjakan dan turunan yang tajam serta di kelilingi hutan yang membuat tempat ini sangat sepi.

Saya sempat merasa ragu karena harus melewati tempat ini seorang diri dalam kondisi gerimis. Namun karena waktu sudah cukuo sore maka saya harus tiba di Kersik Tuo sebelum gelap.

Tiba di Kabupaten Kerinci - Jambi
Dan Akhirnya perjalanan lancar sampai tiba di perbatasan Kab. Kerinci pada pukul 17.10 WIB. Kemudian perjalanan saya lanjutkan ke Tugu Macan dan tiba pada pukul 17.40 WIB.
Tugu Macan Kersik Tuo
Setelah berbelanja sebentar di dekat Tugu Macan, saya langsung menuju ke BC yang berada di dekat pintu rimba pendakian Gunung Kerinci. Di tempat ini saya menginap dan menitipkan sepeda motor dengan tarif Rp 10.000/malam.
Basecamp dan Tempat Parkir dekat Pintu Rimba Kerinci
Kita juga bisa memesan makanan berupa Nasi Goreng dll untuk makan malam dan juga bekala untuk pendakian keesokan harinya. Setelah membersihkan diri saya pun segera tidur untuk beristirahat menjaga stamina pendakian besok.

Demikian catatan perjalanan  solo riding dari Kuantan Singingi Riau ke Gunung Kerinci, semoga bermanfaat untuk teman teman semuanya.

Bersambung ke : https://garudaiken.blogspot.com/2019/09/pendakian-gunung-kerinci-17-18-juni-2018.html


Pendakian Gunung Kerinci 17 18 Juni 2018



Setelah menginap semalam di BC, keesokan harinya saya bersiap untuk melakukan pendakian, saya memesan sarapan berupa nasi goreng dan membeli bekal nasi bungkus untuk di bawa ke pendakian. Setelah itu membayar Regitrasi pendakian Rp 15.000 untuk pendakian maksimal 3 hari 2 malam.
Gapura Pintu Rimba
Kemudian setelah selesai semua persiapan saya langsung memulai pendakian, karena saya hanya sendiri maka saya bergabung dengan rombongan lain. Tepat pukul 09.00 WIB pendakian dimulai dari gapura Taman Nasional Kerinci Seblat, dan di lanjutkan memasuki batas hutan hingga tiba di Pos 1 Bangku Panjang pukul 09.25 WIB.
Pos 1 Bangku Panjang
Perjalanan kembali dilanjutkan dengan track yang cukup landai namun beberapa jalur cukup becek karena tergenang air. Kemudian sampai di Pos 2 Batu Lumut pada pukul 09.51 WIB.
Pos 2 Batu Lumut
Setelah melewati Pos 2, track selanjutnya masih cukup landai dan jalur berupa tanah dan akar di kelilingi pepohonan yang tinggi dan rapat, tidak terasa lama akhirnya sampai di Pos 3 Pondok Panorama pada pukul 10.35 WIB.
Pos 3 Pondok Panorama
Kemudian dari Pos 3 ini ini track semakin menanjak dan paling menguras tenaga, jalurnya juga semakin lebih panjang, setelah berjalan beberapa lama kemudian sampailah di Shelter 1 pada pukul 12.07 WIB.
Shelter 1
Di Shelter 1 ini saya istirahat dengan membuat minuman hangat dan juga makan nasi bungkus yang saya beli di BC. Pendaki lainnya juga melakukan hal yang sama, memakan bekal sambil bercengkrama mengisi waktu istirahat mereka.
Bikin Kopi

Makan siang
Setelah beristirahat kurang lebih 1 jam, kemudian perjalanan saya lanjutkan kembali pada pukul 13.00 WIB untuk menuju ke Shelter 2. Jalur pendakian juga sangat menguras tenaga, dan jaraknya lebih panjang dari sebelumnya. 

Dengan perjuangan dan langkah yang semakin berat, butuh waktu kurang lebih 2,5 jam hingga akhinya saya tiba di Shelter 2 pada pukul 15.32 WIB.
Shelter 2
Kemudian dari Shelter 2 perjalanan saya lanjutkan kembali, karena memang sesuai rencana saya akan mendirikan tenda di Shelter 3.
Jalur menuju Shelter 3
Dari sini jalur yang di lalui cukup sulit karena harus melalui lorong menyerupai parit yang dalam dan juga akar akar cantigi yang menjuntai. Akan lebih menyulitkan lagi jika terjadi hujan di tempat ini karena jalur akan samgat licin untuk di lalui. Setelah berjalan beberapa saat akhirnya saya tiba di Shelter 3 pada pukul 17.30 WIB.
Shelter 3
Saya segera mendirikan Tarp tent saya mengingat hari sudah beranjak senja, kemudian bersiap siap untuk memasak makanan dan membuat minuman hangat.
Minum susu

Menu makan malam
Setelah selesai makan malam pada pukul 19.30 WIB saya segera tidur untuk memulihkan tenaga setelah seharian berjalan. Saya juga berencana akan melakukan Summit Attack besok pagi.

Waktu menunjukkan pukul 05.00 WIB saya bangun dan mempersiapkan diri untuk melakukan pendakian ke puncak Kerinci. Pendaki lain juga melakukan hal yang sama bersiap akan kepuncak. 

Setelah bersiap siap makan beberapa roti dan minuman hangat, saya segera bergabung dengan pendaki lainnya memulai perjalanan ke puncak tertinggi di Pulau Sumatera ini.

Pada pukul 05.50 saya sampai di kawasan yang di namai Tugu Yudha, disebut demikian karena di tempat tersebut terdapat tugu sebagai tanda mengenang Yudha Sentika yang hilang pada 23 Juni 1990.
Tiba di Tugu Yudha
Selanjutnya perjalanan semakin menanjak dan akhirnya pada pukul 06.50 saya sampai di puncak Indrapura, nama lain dari puncak Gunung Kerinci.
Puncak Kerinci
Kurang lebih 30 menit berada di puncak terasa sangat dingin dan bau belerang yang sangat menyengat, akhirnya saya putuskan untuk segera turun kembali ke Shelter 3. 

Demikian catatan pendakian ke gunung Kerinci, semoga bermanfaat untuk teman teman semua yang akan mendaki kesana. Akhir kata saya ucapkan terimakasih, kritik dan dan saran silahkan tulis di kolom komentar di bawah ini.

Wednesday, August 28, 2019

Gunung Semeru, Puncak Tertinggi di Pulau Jawa

Pagi itu setelah selesai packing perlengkapan dari Raung kemarin, tujuan kami selanjutnya adalah menuju Gunung Semeru yang terkenal dengan nama Mahameru Puncak Para Dewa. Kami tidak ingin ketinggalan kereta Tawang Alun dari Statiun Kalibaru ke Stasiun Malang karena keberangkatan kereta pukul 06.27 WITA. Setelah sampai di stasiun kami langsung naik kereta dan langsung istirahat karena perjalanan ke Malang cukup lama kurang lebih 6 jam.

Kereta melaju dan kami bisa tidur karena memang tadi malam kurang istirahat selepas turun dari Raung kemarin sore. Tidak terasa ternyata tertidur di kereta dan bangun saat sudah sampai di Malang pada pukul 12.35 WITA. Kamipun bergegas keluar dari stasiun dan mencari tempat makan untuk sekalian beristirahat sebentar.

Tidak jauh dari samping stasiun Malang kami langsung masuk ke salah satu warung makan, teman saya memesan Nasi Rawon, dan saya memesan Nasi Pecel. Setelah selesai makan kami mencoba order Grab Car untuk ke Pasar Tumpang, tetapi kami harus berjalan keluar jauh dari stasiun karena di sini kendaaraan berbasis aplikasi online dilarang masuk.

Setelah berjalan sejauh kurang lebih 1 KM kami berhenti di titik penjemputan yang telah disepakati. Lumayan menghemat  ongkos dan waktu bisa langsung ke Pasar Tumpang. Didalam perjalanan kami Nego Driver Grabnya untuk melanjutkan sampai ke Ranu Pani, dan akhirnya deal dengan membayar Rp 500.000, lebih murah jika kita naik jeep sekali jalan Rp 650.000 dari Pasar Tumpang ke Ranu Pani.
Selamat Datang di Desa Ranu Pani
Akhirnya kami sampai di Ranu Pani pukul 16.30 WITA dan karena sudah terlalu sore maka kami putuskan untuk bermalam di Aula pos Resort Ranu Pani. Sudah banyak pendaki lain yang juga yang beristirahat ditempat ini dan kami harus berbagi tempat. Mereka juga sama akan mendaki ke Gunung Semeru besok pagi.
Aula di Pos Resort Ranu Pani
Keesokan harinya pukul 08.00 WITA pos pendaftaran Semeru di buka dan kami segera antri mendaftar, setelah itu harus mengikuti Briefing sebelum melakukan pendakian. Karena antrian cukup banyak dan memakan waktu cukup lama akkhirnya pada pukul 10.00 WITA kami baru memulai pendakian.
Antrian Pendaftaran

Diawal perjalanan kita akan melintasi perkebunan masyarakat sekitar berupa tanaman sayur dan pangan lainnya. Tampak pemandangan kebun kebun begitu hijau dan menyegarkan mata saat melintasinya.
Perkebunan sayur masyarakat sekitar
Setelah melewati gerbang pendakian kita akan memasuki batas hutan dan langsung menjumpai warung yang menjual makanan minuman untuk para pendaki yang melintas, saya sendiri membeli tahu goreng dan semangka.
Warung pertama di jalur pendakian
Selanjutnya perjalanan kami teruskan menuju pos 1, pos 2 dan pos 3, jalurnya cukup landai tapi cukup panjang dan berkelok kelok sehingga memakan waktu cukup lama. Di tiap pos juga terdapat warung yang menjual makanan dan minuman. Pada pukul 13.00 WITA akhirnya kami samapi di pos 4, dari sini kita bisa melihat Ranu Kombolo dengan pemandangan langsung ke arah tanjakan cinta, karena memang pos ini terletak daiatas sebelum sampai ke Ranu Kumbolo.
Pemandangan Ranu Kumbolo dari Pos 4
Setelah sampai di Ranu Kumbolo pada pukul 13.50 WITA, sudah banyak pendaki yang mendirikan tenda di sisi Ranu Kumbolo ini, Kamipun beristirahat sebentar karena rencana kami ingin melanjutkan perjalanan kembali. Terdapat Shelter permanen yang di gunakan untuk beritirahat dan berjualan oleh masyarakat sekitar.
Ranu Kumbolo
Ranu Kumbolo ini menjadi tempat favorit para pendaki untuk untuk camping karena memiliki pemandangan yang sangat indah, juga pada saat pagi hari bisa melihat air danau yang membeku karena suhu disini bisa mencapai suhu 0 samapi -5 derajat celcius pada saat musim kemarau.

Kemudian setelah bersitirahat beberapa jam kami melanjutkan perjalanan melalui Tanjakan Cinta yang mitosnya kita dilarang menengok kebelakang. Tapi itu cuma mitos jadi rugi jika tidak melihat kebelakang, karena dari atas tanjakan ini pemandangan Ranu Kumbolo sangat indah dengan warna warni tenda para pendaki.
Tanjakan Cinta
Selepas melewati Tanjakan cinta kita akan sampai di Oro Oro Ombo, yaitu padang savana dengan tumbuhan berupa bunga verbana yang sangat luas. Tempat ini juga terkenal dikalangan pendaki untuk menjadi spot foto yang menarik. Tapi kami tidak berlama lama disini karena langsung berjalan menuju Cemoro Kandang yang sudah terlihat di depan.
Oro Oro Ombo
Tepat pukul 15.50 WITA kami sampai di Cemoro Kandang, disini juga terdapat warung yang menjula makanan dan minuman, sesuai namanya memang disini tumbuhannya berupa pohon cemara dan pakis serta semak belukar yang sangat luas. Dari sini pendakian mulai menanjak dan cukup melelahkan karena menaiki bukit yang cukup panjang. 
Cemoro Kandang
Akhirnya setelah melewati tanjakan yang melelahkan kami sampai di Jambangan, tempat yang sangat rata dan luas serta bisa beristirahat disini. Karena waktu itu sudah sangat sore kami bergegas berjalan kembali agar sampai di daerah Kalimati sebelum gelap.
Jambangan
Setelah sampai di Kalimati kami langsung mendirikan tenda untuk segera beristirahat dan memasak makanan. Setelah selesai makan malam kami mempersiapakan perlengkapan jaket, sarung tangan, gaiter, senter, makanan dan minuman. setelah itu langsung beritirahat untuk mengumpulkan tenaga memulai pendakian ke puncak Mahameru tepat tengah malam, alarm kami atur tepat pukul 24.00 WITA.
Kalimati
Alarm berbunyi, kami terbangun bersiap siap terlebih dahulu makan beberapa buah roti dan menyiapkan perlengkapan agar tidak ada yang tertinggal. Salah seorang teman kami ada yang merasa kurang enak badan dan memutuskan untuk tidak ikut kepuncak, akhirnya dia sendiri beristirahat di dalam tenda. Sementara kami bertiga bersama 2 orang yang berasal dari kota Malang berjalan menuju puncak.

Dari Kalimati kami menuju ke batas vegetasi berupa pepohonan cemara, melintasi tanjakan dan juga bebatuan. Di tambah lagi banyaknya para pendaki sehingga terjadi antrian yang cukup panjang di sepanjang jalur. Tanjakannya lumayan tinggi sehingga cukup menguras tenaga ditengah dinginnya udara Semeru ini.

Setelah sampai di batas vegetasi, maka pendakian semakin sulit karena kita harus malalui tanjakan berpasir yang sangat menyulitkan langkah kaki. Karena setiap jejak naik kita akan kembali terperosot kebawah, di tambah lagi ada banyak batu yang berpotensi terjatuh jika kita salah melangkah dan menginjak dan berbahaya untuk orang yanga ada di belakangnya.

Udara semakin bertambah dingin karena perjalanan menuju puncak ini sangat terbuka dari terpaan angin gunung. Beruntung kami sudah mempersiapkan semuanya berupa jaket hangat dan sarung tangan yang tebal. Karena jika tidak bisa berakibat fatal bagi keselamatan kita sebagai pendaki.

Akhirnya setelah perjuangan selama 5 jam kami sampai di Puncak Mahameru. Rasa lelah yang begitu dahsysat terbayar tuntas dengan pencapaian yang begitu memuaskan. Tampak matahari terbit dari ufuk timur denan cahaya yang merona jingga. Rasa syukur yang tak terhingga bisa menjejakkan kaki di puncak tertinggi pulau jawa.
Matahari terbit
Tak jauh dari tempat kami berdiri terlihat Kawah Jonggring Saloko mengepulkan asap yang menandakan gunung ini sangat aktif, dan sesekali akan menimbulkan letupan dan mengeluarkan asap yang membumbung tinggi. Pemandangan yang sangat istimewa ini menjadi incaran para pendaki jika sudah berada di puncak Mahameru.
Kawah Jonggring Saloko mengeluarkan asap
Puncak Mahameru
Setelah berfoto dan mengabadikan momment di puncak, kami bersiap kembali untuk turun kebawah, perjanan menuruni jalur berpasir ini sangat cepat, hanya butuh waktu 1 jam saja. karena kita bisa sambil berlari dan perosotan di pasirnya. Tapi ingat harus hati hati jika ada pendaki dibawah kita, karena bisa membahayakan mereka jika ada batu yang kita injak terjatuh kebawah.
Bersiap turun 
Ketika sampai di tenda kembali, teman kami yang tidak ikut naik kepuncak sudah terbangun dan makan, kami bersitirahat sebentar dan  membongkar tenda untuk segera bersiap siap pulang. Setelah semuanya selesai maka kami bergegas turun.
Membongkar tenda
Demikian perjalanan kami ke Gunung Semeru, Puncak tertinggi di pulau jawa. Semoga bermanfaat untuk teman teman semua yann ingin mendaki kesana. 

Friday, August 23, 2019

Pendakian Gunung Tanggamus Lampung


Siang itu saya berkesempatan mendaki Gunung Tanggamus bersama ketiga teman saya, Galih, Gani dan Rifky. Gunung Tanggamus dengan ketinggian 2.102 mdpl merupakan gunung yang banyak didaki pada saat akhir pekan oleh para pecinta alam, gunung ini terletak di Kec. Gisting Kab. Tanggamus Lampung. 

Kami berempat berangkat dari kota Bandar Lampung menggunakan sepeda motor, aku dan Rifky berboncengan sementara Gani dan Galih juga berboncongan bersama. Waktu tempuh dari kota Bandar Lampung kurang lebih 2,5 jam.

Pada kesempatan ini kami mendaki melaui jalur yang di kelola oleh PETA ( Pecinta Alam Tanggamus), setelah sampai di daerah Gisting kami langsung menuju ke Basecamp Peta yang terletak di Gisting Bawah Dusun Kembang Kantil, dekat dengan SMP Negeri 1 Gisting.
Basecamp PETA ( Pecinta Alam Tanggamus )
Setelah melakukan registrasi dan menitipkan kendaraan bermotor kami langsung memulai pendakian, trek awal kami melewati perkebunan milik warga dengan jalur yang cukup landai. Terlihat tanaman berupa sayuran dan buah yang memang menjadi komoditas pangan masyarakat didaerah ini.

Perkebunan warga
Terdapat beberapa rambu berupa plang sebagai petunjuk jalan yang di buat oleh PETA, hal ini cukup membantu bagi para pendaki yang baru pertama kali mendaki kesini.
Plang sebagai petunjuk jalan
Setelah berjalan kurang lebih 1 jam kami sampai di pos 1 Camping Ground yang biasa dijadikan tempat untuk mendirikan tenda oleh para pendaki. Dan ternyata disni sudah ada rombongan sispala dari Kota Agung Tanggamus. Di tempat ini terdapat sumber mata air yang terletak di bawah tidak jauh dari camping ground ini. Pendaki biasanya bermalam dan beristirahat sambil bercengkrama di tempat ini.
Camping Ground
Kami hanya beristirahat sebentar, karena akan terus melanjutkan pendakian, sementara itu ada salah satu dari Sispala yang turut serta melanjutkan pendakian bersama kami. setelah mempersiapkan perlengkapan berupa senter kami melakukan perjalanan tepat selepas sholat Magrib.

Hari sudah mulai gelap dan kami bergegas melakukan pendakian  dengan melewati jalur yang cukup melelahkan, jalur yang terus menanjak dengan dominasi akar akar pohon sehingga tidak begitu sulit untuk dilalui.

Target perjalanan kami adalah menuju pos 2, tetapi setelah berjalan kurang lebih 3 jam kami belum sampai pos dan memutuskan untuk beristirahat dan mendirikan tenda. Setelah selesai mendirikan tenda kami memasak makan malam dan setelah itu langsung beristirahat.

Keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan menuju puncak dengan jalur yang masih berupa tanah dan akar, kemudian kami harus melewati tanjakan batu menyerupai dinding yang tinggi, tanjakan tersebut sudah di pasang tali agar memudahkan untuk kita lalui.
Tanjakan Batu yang cukup tinggi 
Kemudian setelah itu kita akan melewati hutan lumut yang menjadi ciri khas gunung Tanggamus ini. Vegetasinya berupa pohon pohon besar dengan balutan lumut yang masih rapat. Tanjakan berupa akar akar yang menjulang juga masih harus kita lalui.
Hutan Lumut Tanggamus
Setelah berjalan kurang lebih 2 jam akhirnya kami sampai di puncak Gunung Tanggamus, puncaknya berupa tempat yang cukup rata di kelilingi pohon semak belukar. Setelah beristirahat sejenak dan berfoto kami langsung bersiap untuk turun kembali menuju ke basecamp. 
Puncak Gunung Tanggamus
Puncak Gunung Tanggamus
Demikian perjalanan kami di Gunung Tanggamus Lampung, semoga bermanfaat untuk teman teman semua, kritik dan saran silahkan ditulis di kolom komentar dibawah ini. Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan salam lestari.