Pagi itu setelah selesai packing perlengkapan dari Raung kemarin, tujuan kami selanjutnya adalah menuju Gunung Semeru yang terkenal dengan nama Mahameru Puncak Para Dewa. Kami tidak ingin ketinggalan kereta Tawang Alun dari Statiun Kalibaru ke Stasiun Malang karena keberangkatan kereta pukul 06.27 WITA. Setelah sampai di stasiun kami langsung naik kereta dan langsung istirahat karena perjalanan ke Malang cukup lama kurang lebih 6 jam.
Kereta melaju dan kami bisa tidur karena memang tadi malam kurang istirahat selepas turun dari Raung kemarin sore. Tidak terasa ternyata tertidur di kereta dan bangun saat sudah sampai di Malang pada pukul 12.35 WITA. Kamipun bergegas keluar dari stasiun dan mencari tempat makan untuk sekalian beristirahat sebentar.
Tidak jauh dari samping stasiun Malang kami langsung masuk ke salah satu warung makan, teman saya memesan Nasi Rawon, dan saya memesan Nasi Pecel. Setelah selesai makan kami mencoba order Grab Car untuk ke Pasar Tumpang, tetapi kami harus berjalan keluar jauh dari stasiun karena di sini kendaaraan berbasis aplikasi online dilarang masuk.
Setelah berjalan sejauh kurang lebih 1 KM kami berhenti di titik penjemputan yang telah disepakati. Lumayan menghemat ongkos dan waktu bisa langsung ke Pasar Tumpang. Didalam perjalanan kami Nego Driver Grabnya untuk melanjutkan sampai ke Ranu Pani, dan akhirnya deal dengan membayar Rp 500.000, lebih murah jika kita naik jeep sekali jalan Rp 650.000 dari Pasar Tumpang ke Ranu Pani.
Selamat Datang di Desa Ranu Pani |
Akhirnya kami sampai di Ranu Pani pukul 16.30 WITA dan karena sudah terlalu sore maka kami putuskan untuk bermalam di Aula pos Resort Ranu Pani. Sudah banyak pendaki lain yang juga yang beristirahat ditempat ini dan kami harus berbagi tempat. Mereka juga sama akan mendaki ke Gunung Semeru besok pagi.
Aula di Pos Resort Ranu Pani |
Keesokan harinya pukul 08.00 WITA pos pendaftaran Semeru di buka dan kami segera antri mendaftar, setelah itu harus mengikuti Briefing sebelum melakukan pendakian. Karena antrian cukup banyak dan memakan waktu cukup lama akkhirnya pada pukul 10.00 WITA kami baru memulai pendakian.
Antrian Pendaftaran |
Diawal perjalanan kita akan melintasi perkebunan masyarakat sekitar berupa tanaman sayur dan pangan lainnya. Tampak pemandangan kebun kebun begitu hijau dan menyegarkan mata saat melintasinya.
Perkebunan sayur masyarakat sekitar |
Setelah melewati gerbang pendakian kita akan memasuki batas hutan dan langsung menjumpai warung yang menjual makanan minuman untuk para pendaki yang melintas, saya sendiri membeli tahu goreng dan semangka.
Warung pertama di jalur pendakian |
Selanjutnya perjalanan kami teruskan menuju pos 1, pos 2 dan pos 3, jalurnya cukup landai tapi cukup panjang dan berkelok kelok sehingga memakan waktu cukup lama. Di tiap pos juga terdapat warung yang menjual makanan dan minuman. Pada pukul 13.00 WITA akhirnya kami samapi di pos 4, dari sini kita bisa melihat Ranu Kombolo dengan pemandangan langsung ke arah tanjakan cinta, karena memang pos ini terletak daiatas sebelum sampai ke Ranu Kumbolo.
Pemandangan Ranu Kumbolo dari Pos 4 |
Setelah sampai di Ranu Kumbolo pada pukul 13.50 WITA, sudah banyak pendaki yang mendirikan tenda di sisi Ranu Kumbolo ini, Kamipun beristirahat sebentar karena rencana kami ingin melanjutkan perjalanan kembali. Terdapat Shelter permanen yang di gunakan untuk beritirahat dan berjualan oleh masyarakat sekitar.
Ranu Kumbolo ini menjadi tempat favorit para pendaki untuk untuk camping karena memiliki pemandangan yang sangat indah, juga pada saat pagi hari bisa melihat air danau yang membeku karena suhu disini bisa mencapai suhu 0 samapi -5 derajat celcius pada saat musim kemarau.
Kemudian setelah bersitirahat beberapa jam kami melanjutkan perjalanan melalui Tanjakan Cinta yang mitosnya kita dilarang menengok kebelakang. Tapi itu cuma mitos jadi rugi jika tidak melihat kebelakang, karena dari atas tanjakan ini pemandangan Ranu Kumbolo sangat indah dengan warna warni tenda para pendaki.
Tanjakan Cinta |
Selepas melewati Tanjakan cinta kita akan sampai di Oro Oro Ombo, yaitu padang savana dengan tumbuhan berupa bunga verbana yang sangat luas. Tempat ini juga terkenal dikalangan pendaki untuk menjadi spot foto yang menarik. Tapi kami tidak berlama lama disini karena langsung berjalan menuju Cemoro Kandang yang sudah terlihat di depan.
Oro Oro Ombo |
Tepat pukul 15.50 WITA kami sampai di Cemoro Kandang, disini juga terdapat warung yang menjula makanan dan minuman, sesuai namanya memang disini tumbuhannya berupa pohon cemara dan pakis serta semak belukar yang sangat luas. Dari sini pendakian mulai menanjak dan cukup melelahkan karena menaiki bukit yang cukup panjang.
Cemoro Kandang |
Akhirnya setelah melewati tanjakan yang melelahkan kami sampai di Jambangan, tempat yang sangat rata dan luas serta bisa beristirahat disini. Karena waktu itu sudah sangat sore kami bergegas berjalan kembali agar sampai di daerah Kalimati sebelum gelap.
Jambangan |
Setelah sampai di Kalimati kami langsung mendirikan tenda untuk segera beristirahat dan memasak makanan. Setelah selesai makan malam kami mempersiapakan perlengkapan jaket, sarung tangan, gaiter, senter, makanan dan minuman. setelah itu langsung beritirahat untuk mengumpulkan tenaga memulai pendakian ke puncak Mahameru tepat tengah malam, alarm kami atur tepat pukul 24.00 WITA.
Kalimati |
Alarm berbunyi, kami terbangun bersiap siap terlebih dahulu makan beberapa buah roti dan menyiapkan perlengkapan agar tidak ada yang tertinggal. Salah seorang teman kami ada yang merasa kurang enak badan dan memutuskan untuk tidak ikut kepuncak, akhirnya dia sendiri beristirahat di dalam tenda. Sementara kami bertiga bersama 2 orang yang berasal dari kota Malang berjalan menuju puncak.
Dari Kalimati kami menuju ke batas vegetasi berupa pepohonan cemara, melintasi tanjakan dan juga bebatuan. Di tambah lagi banyaknya para pendaki sehingga terjadi antrian yang cukup panjang di sepanjang jalur. Tanjakannya lumayan tinggi sehingga cukup menguras tenaga ditengah dinginnya udara Semeru ini.
Setelah sampai di batas vegetasi, maka pendakian semakin sulit karena kita harus malalui tanjakan berpasir yang sangat menyulitkan langkah kaki. Karena setiap jejak naik kita akan kembali terperosot kebawah, di tambah lagi ada banyak batu yang berpotensi terjatuh jika kita salah melangkah dan menginjak dan berbahaya untuk orang yanga ada di belakangnya.
Udara semakin bertambah dingin karena perjalanan menuju puncak ini sangat terbuka dari terpaan angin gunung. Beruntung kami sudah mempersiapkan semuanya berupa jaket hangat dan sarung tangan yang tebal. Karena jika tidak bisa berakibat fatal bagi keselamatan kita sebagai pendaki.
Akhirnya setelah perjuangan selama 5 jam kami sampai di Puncak Mahameru. Rasa lelah yang begitu dahsysat terbayar tuntas dengan pencapaian yang begitu memuaskan. Tampak matahari terbit dari ufuk timur denan cahaya yang merona jingga. Rasa syukur yang tak terhingga bisa menjejakkan kaki di puncak tertinggi pulau jawa.
Matahari terbit |
Tak jauh dari tempat kami berdiri terlihat Kawah Jonggring Saloko mengepulkan asap yang menandakan gunung ini sangat aktif, dan sesekali akan menimbulkan letupan dan mengeluarkan asap yang membumbung tinggi. Pemandangan yang sangat istimewa ini menjadi incaran para pendaki jika sudah berada di puncak Mahameru.
Kawah Jonggring Saloko mengeluarkan asap |
Puncak Mahameru |
Bersiap turun |
Ketika sampai di tenda kembali, teman kami yang tidak ikut naik kepuncak sudah terbangun dan makan, kami bersitirahat sebentar dan membongkar tenda untuk segera bersiap siap pulang. Setelah semuanya selesai maka kami bergegas turun.
Membongkar tenda |
Demikian perjalanan kami ke Gunung Semeru, Puncak tertinggi di pulau jawa. Semoga bermanfaat untuk teman teman semua yann ingin mendaki kesana.